Nama : Nuriaman
Nama Panggilan : Pak Maman
Usia : 48 Tahun
Mulai terjun dibidang seni : Tahun 1977
(ketika beliau berusia 7 tahun)
Riwayat Pendidikan Seni :
1. Sekolah
Tinggi Seni Indonesia (Solo)
2. Sekolah
Tinggi Seni Indonesia (Bandung) 1997 Gelar Sarjana Seni Tari
·
Sudah pernah menampilkan
seni tari (Tim Sanggar Tari) :
1. Keliling Indonesia
(Jakarta, Jambi, Bandung, dll)
2. Misi Kesenian Keluar
Negeri (Jepang, Amerika, Praha, Austria, Kanada, Malaysia, Singapura, dll)
·
Proses kreatif dalam
menciptakan karya seni mencari referensi dari buku-buku seni dan Internet (cari
sumber, dibuat konsep, teknis)
v Bapak
Maman kegiatannya kini sebagai Staff di Anjungan Jawa Barat di Taman Mini
Indonesia Indah, memiliki sebuah sanggar tari tradisional, sering diundang atau
diminta menjadi pengajar tari di sanggar-sanggar tari ataupun memproduksi
sebuah tarian, dan sering diundang untuk tampil di acara-acara besar seperti
misalnya baru-baru ini di perayaan HUT DKI Jakarta Pak Maman dan tim tari dari
Sanggarnya diundang tampil disana. Uniknya ketika tim sanggar Pak Maman
menampilkan tarian ciptaannya untuk busana tariannya di desain langsung oleh
Pak Maman. Sanggar tari Pak Maman terletak di daerah Perumnas, Klender atau
disebelah SMAN 44 Jakarta sanggar tari ini khusus tarian tradisional dan
terbuka untuk umum.
v Beberapa
tarian ciptaan Pak Maman adalah Tari Parepeh, Tari Elit, Sendratari Ramayana
(disunting versi Pak Maman), Sendratari Mahabarata (disunting versi Pak Maman),
dan masih banyak lagi yang jumlahnya kini sudah tak terhitung oleh Pak Maman.
Pak Maman mengakui salah satu kelemahannya adalah dia tidak menghitung atau
mendata semua tarian yang dia ciptakan. Tarian-tarian ciptaan Pak Maman tidak
hanya tarian Jawa Barat, melainkan juga tarian-tarian daerah lainnya misalnya
DKI Jakarta Pak Maman mengambil contoh Tari Topeng yang kemudian disunting atau
dikolaborasikan dengan topeng-topeng budaya daerah lain misal (Cirebon,
Priangan, dan Melayu) dan musik hasil kolaborasi dengan budaya Jawa Barat.
Menurut Pak Maman pengkolaborasian tarian-tarian tersebut membuat tarian karya
Pak Maman tidak baku dan tidak terpatok pada Betawi tetapi untuk memperkaya
hasil karya seni itu sendiri.
o Menurut
Pak Maman kendala yang sering dijumpai dalam proses penciptaan karya seninya
adalah sulitnya dalam mencari buku-buku seni dan perbandingan referensi dari
berbagai sumber.
Naima Alfitta Franedi/1409517076)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar