Nama
: Irma
Tempat,
Tanggal Lahir :
Jakarta, 6 Maret 1984
Alamat
: Cempaka Putih Utara
Irma
lahir di Jakarta, 6 Maret 1984 yang beralamat di daerah Cempaka Putih Utara. Ia
merupakan seniman dalam dua bidang, yaitu seni teater dan seni tari. Tetapi dia
lebih mendalami seni tari dikarenakan sudah belajar dari kecil bahkan sampai
berumur 34 tahun pun masih giat mendalami seni tari ini.
Untuk
seni teater, dia memang hanya pernah tampil di Gedung Miss Tjitjih apabila ada
acara atau pertunjukkan yang diadakan di gedung kesenian tersebut. The Irma,
panggilan akrabnya, mengatakan kalau untuk teater dia tidak belajar secara
khusus dengan guru atau pelatih melainkan hanya melihat para orangtua atau yang
terdahulunya berlatih dan bermain teater. Sehingga ilmu dari yang ia lihat
diserap dengan baik dan ketika ia disuruh para orangtua untuk tampil teater, ia
hanya membaca script atau naskah cerita kemudian improvisasi dengan bahasa
sendiri.
The
Irma mengaku tidak menemui kesulitan dalam improvisasi naskah cerita teater
dikarenakan biasanya cerita yang dimainkannya selalu bertemakan Sunda atau
kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Barat. Itu yang menjadikan ia mudah untuk
ber-improvisasi karena bahasa yang digunakan didalam cerita teaternya pun
bahasa yang sering dipakainya sehari-hari, yaitu bahasa sunda.
Untuk
seni tari, sebenarnya ia bisa menarikan tarian khas daerah apa saja tanpa
pengkhususan. Tetapi karena ia merupakan keturunan sunda dan tinggal di
Jakarta, ia lebih sering menarikan tari Jaipong dan Betawi.
Berbeda
dengan teater, seni tari menurutnya tidak bisa belajar hanya dengan improvisasi
karena seni tari itu memiliki makna yang mendalam dalam sebuah gerakan dan
musik yang saling menyatu. Sehingga ia mendalami seni tari dalam sebuah
pelatihan tari yang didatangkan khusus untuk anak-anak yang ingin belajar
menari.
Ia
juga mendalami seni tari sejak masih kecil dengan pelatih yang datang kemudian
melatih anak-anak yang tinggal di belakang Gedung Miss Tjitjih. Ia mengatakan
bahwa pelatih tari nya pun didatangkan langsung dari daerah sesuai asal daerah
tariannya. Misal untuk pembelajaran tari Topeng, pelatihnya langsung
didatangkan dari Cirebon. Hal itu dilakukan agar mengetahui makna sekaligus
lebih mendalami tarian tersebut.
Ia
mengatakan kalau untuk seni tari, ia pernah tampil dimana-mana khususnya Gedung
Miss Tjitjih. Biasanya ia keluar kota dalam acara panggilan tari, upacara adat
seperti pernikahan dan sebagainya, juga beberapa acara yang diadakan pejabat
dan masih banyak lagi. Ia mengaku untuk seni tari biasa tampil random diacara
apapun.
Untuk
Gedung Miss Tjitjih sendiri, sejak dulu memang mengadakan acara wajib setiap
tahun dan pastinya menampilkan seni tari dan teater yang selalu bertemakan
sunda. Apabila tampil di gedung kesenian ini, tentunya ia dan beberapa rekan
lainnya dibiayai atau disponsori oleh Pemerintah Daerah dalam pelaksanaannya. Pemerintah Daerah juga
punya program untuk Gedung Miss Tjitjih mengadakan acara kesenian dengan pelaku
seninya dari seniman-seniman yang tinggal di belakang gedung kesenian ini dan
untuk penontonnya pun tidak dipungut biaya sepeserpun.
Oleh : Nur Fatwa Aulia (1409517013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar