Selasa, 12 Juni 2018

Mengenal Budaya Sunda

Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah, seperti dalam falsafah someah hade ka semah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orang tua. Itulah cermin budaya masyarakat Sunda.

Etos budaya
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan tertua di Nusantara. Kebudayaan Sunda yang ideal kemudian sering kali dikaitkan sebagai kebudayaan masa Kerajaan Sunda. Ada beberapa ajaran dalam budaya Sunda tentang jalan menuju keutamaan hidup. Etos dan watak Sunda itu adalah cageur, bageur, singer dan pinter, yang dapat diartikan sehat, baik, mawas, dan cerdas. Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Sistem kepercayaan spiritual tradisional Sunda adalah Sunda Wiwitan yang mengajarkan keselarasan hidup dengan alam. Kini, hampir sebagian besar masyarakat Sunda beragama Islam, namun ada beberapa yang tidak beragama Islam, walaupun berbeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan ditujukan untuk kebaikan di alam semesta.
Etos budaya Sunda ini bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat di kawasan lainnya. Menjaga kesehatan menjadi hal yang perlu dilakukan tak hanya bagi orang Sunda tapi juga masyarakat di daerah lainnya di Indonesia. Begitu juga mengamalkan hal yang baik dan benar. Sesuatu yang baik belum tentu benar, namun jika digabungkan maka bisa memilih amalan yang tepat yaitu yang mengandung unsur baik dan benar. Masyarakat Sunda juga menganut etos mawas diri dan pintar. Mawas diri diperlukan agar pribadi tiap orang Sunda dapat terjaga sehingga tidak berbuat melampaui batas. Begitu juga dengan watak pandai yang juga diperlukan dalam pribadi tiap orang Sunda. Masyarakat Sunda perlu menuntut ilmu untuk menambah kepandaian mereka. Ilmu-ilmu tersebut nantinya dapat digunakan untuk membangun masyarakat maupun untuk membangun kehidupan pribadi yang lebih baik.
Nilai-nilai budaya
Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis dipertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.
Kesenian
Masyarakat Sunda tidak hanya memiliki nilai dan watak tersendiri, kesenian mereka juga cukup terkenal di luar Jawa Barat. Beberapa kesenian tersebut antara lain:
·       Wayang Golek
Wayang golek merupakan boneka kayu yang berasal dari kesenian Sunda. Wayang golek ini dimainkan oleh seorang dalang selayaknya wayang kulit. Cerita yang dimainkan biasanya berasal dari cerita rakyat, misalnya cerita penyebaran agama Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang ataupun menggunakan cerita Ramayana dan Mahabarata. Dalang bercerita dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan Sunda.
·       Jaipongan
Jaipongan merupakan tarian khas yang berasal dari Sunda. Ciri khas dari Jaipongan yaitu erotis, humoring, semangat, ceria, spontan, dan sederhana. Tari jaipongan sendiri dibuat oleh H. Suanda pada tahun 1976 di Karawang. Seni tari jaipongan ini terinspirasi dari berbagai seni lainnya seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, dan lain-lain. Dahulu instrumen yang dipakai cukup sederhana yaitu gendang, goong, rebab, ketuk, dan krecek. Seni tari tersebut kemudian menyebar di daerah Jawa Barat dan mendapatkan sambutan yang positif. Tari jaipongan kemudian menjadi tari tradisional dari Jawa Barat. Tarian ini sering digunakan saat ada acara-acara resmi seperti penyambutan tamu dari luar daerah atau dari luar negeri.
·       Sisingaan
Sisingaan merupakan jenis seni pertunjukan khas Subang yang menggunakan tandu yang di atasnya terdapat patung atau boneka singa. Jenis kesenian ini diciptakan sekitar tahun 1975, saat itu datang kaum urban Ponorogo yang mengenalkan reog Ponorogo. Para seniman sunda kemudian membuat jenis kesenian yang berbeda dengan menunjukkan identitas khas Subang. Dalam perkembangannya, kesenian sisingaan kemudian ditiru oleh kota lainnya seperti Cirebon, Sumedang dan Garut yang berupa kesenian menggotong hewan tiruan. Pertunjukannya sendiri dimulai dengan tabuhan musik lalu diikuti oleh penari pengusung sisingaan yang melakukan beberapa gerakan tari. Pertunjukan sisingaan ini berjalan mengelilingi kampung atau jalanan kota.

·       Angklung
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Alat musik angklung terbuat dari bambu dan dibunyikan dengan digoyangkan. Angklung sendiri sudah ada sejak lama dan diperkirakan telah digunakan dalam kultur Neolitikum. Selain terkenal berasal dari Jawa Barat, angklung kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Sejak 1966, seniman angklung Udjo Ngalegena mengajarkan cara bermain angklung pada berbagai komunitas. Beliau juga yang mengembangkan teknik bermain angklung berdasar laras pelog, salendro, dan madenda. Angklung sendiri memiliki beberapa jenis yaitu angklung kanekes, angklung reyog, angklung banyuwangi, angklung bali, angklung dogdog lojor, dan lain-lain.

·       Suling
Suling bambu merupakan salah satu alat musik tradisional yang juga berkembang di Jawa Barat. Suling bambu masyarakat Sunda terbuat dari bambu Tamiang. Jenis bambu tersebut merupakan bambu yang tipis dengan diameter kecil sehingga cocok untuk dijadikan suling. Nada skala pada suling Sunda antara lain:
·       Pelog degung
·       Madenda atau sorog
·       Salendro
·       Mandalungan
Cara yang digunakan untuk menghasilkan nada pada suling yaitu dengan memperhatikan posisi jari dan kecepatan aliran udara yang ditiup oleh mulut. Penggunaan suling sunda sendiri biasanya untuk instrumen utama dalam kecapi suling serta menyertai instrumen dalam gamelan degung.

Kelebihan Budaya Sunda
Setiap kebudayaan daerah membawa ciri khas masing-masing yang membuatnya berbeda sartu sama lain, begitu juga dengan budaya Sunda. Kebudayaan Sunda sendiri memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kebudayaan Indonesia. Kesenian Sunda misalnya sering mewakilkan Indonesia di berbagai ajang dan acar Internasional. Angklung sendiri sudah dikenalkan di luar negeri, salah satunya di Amerika. Melalui kesenian Sunda tersebut, budaya Indonesia menjadi lebih dikenal oleh bangsa asing.
Budaya Sunda juga tidak hanya berupa kesenian seperti tari-tarian dan alat musik, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa mereka memiliki watak dan nilai budaya. Watak dan nilai budaya tersebut akan membentuk karakter masyarakat Sunda yang tersendiri. Mereka tergolong masyarakat yang membudayakan kerja sama satu sama lain. Hal tersebut sangat dibutuhkan bagi persatuan dan kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Sampai saat ini kebudayaan Sunda terus dipelihara dan dikembangkan baik itu di Jawa Barat ataupun disebarkan ke daerah dan negara lainnya.

Bambang Surapsono (Lukis & Teater)

      BIOGRAFI SINGKAT BAPAK BAMBANG SURAPSONO Foto diatas, dimana bapak Bambang sedang membuat properti-properti yang dibutuhkan ...